Selasa, 25 Maret 2014

Melemahnya Nilai Rupiah Terhadap Dollar



Melemahnya Nilai Rupiah Terhadap Dollar

Perlemahan rupiah yang tak kunjung teratasi dinilai meupakan dampak dari lemahnya fundamental ekonomi Indonesia. Periode perlemahan rupiah ini dinilai sebagai ujian bagi fundamental ekonomi. Perlemahan rupiah ini semula diduga karena dampak perekonomian global dan tak terlepas dari kemungkinan dihentikan stimulus Bank Sentral Amerika (the fed). Namun, ketika Gubernur the fed menyatakan bahwa stimulus masih diperlukan untuk ekonomi Amerika dan dan mata uang utama dan Asia cenderung menguat terhadap dollae AS, rupiah justru masih terus terpuruk. Tak pduli investasi Bank Indonesia sudah menggerus cadangan devisa lebih dari 7 miliar dollar AS sepanjang 2013.
Melemahnya mata uang Rupiah terhadap Dollar akan sangat berdampak pada nilainnya harga beberapa komoditas yang menggunakan dollar sebagai alat pembayaran misalnya komoditas yang berbahan baku hasil impor dan sisaya pondasi perekonomian kita adalah barang-barang impor termasuk bahan bakar minyak. Melemahnya nilai mata uang rupiah terhadap dollar diakibatkan oleh berkurangnya peredaran mata uang dollar baik secara global maupun intern dalam negeri kita, hal ini karena kebijakan Bank Sentral Amerika.

Beberapa pengamat menilai bahwa menilainya mata uang rupiah terhadap dollar dipicu oleh pembalikan dan asing (capiral revisal). Ekonom global yang belum pulih membuat investor menukarkan produk investasinya ke jenis investasi dengan resiko paling aman, yaitu dollar AS serta adanya kebutuhan dollar AS yang cukup besar baik untuk membayar impor hingga membayar utang swasta.
Untuk menghidari keterpurukan ekonomi yang diakibatkan oleh lemahnya mata uang rupiah pemerintah telah mengeluarkan paket kebijakan penyelamatan ekonomi ini yakni:
1.      Relaksasi pembatasan fasilitas kawasan berikat untuk penduduk
2.      Pengahpusan pajak penhasila PPn)untuk buku
3.      Pengahpusan pajak penghasilan barang mewah (PPn BM) untuk produk dasar yang sudah tidak tertolong barang mewah
4.      Pentingnya menjaga upah minimum provisi (UMP) agar mencegah pemutusan hubungan kerja
5.      Pemberian skema kenaikan UMP mengacu pada kebutuhan hidup layak (KHL)
6.      Pemberian insentif untuk pembangunan dan riset(research and development)
7.      Mengoptimalkan penggunaan taks allowance untuk insentif investasi
8.      Menjaga daya beli masyarakat dengan menjaga tinggat inflasi
9.      Mengubah tata niaga daging sapi dan hortikultura dan berbasis kuantitas(kuota)menjadi berbasis harga
10.  Mempercepat investasi dengan menyederhanakan perizinan dan mengefektifkan layanan satu pintu
11.  Mempercepat dan merampungan peraturan presiden tentang daftar negative investasi (DNI) yang lebih ramah terhadap investor
12.  Mempercepat program investasi berbasis agro, CPO, kakao, rotan, mineral logam, bauksit dan tembaga dengan member insentif berupa tax holiday dan tax allowance
13.  Mempercepat proses penyelesaian investasi yang sudah ada misalnya pembangkit tenaga listik, migas, pertambangan, mineral dan infrastruktur.

http://www.teropongbisnis.com/category/teropong-keuangan/artikel-keuangan/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar